Senin, 27 Februari 2017

JENIS - JENIS TRANSFORMATOR



Berdasarkan frekuensi trafo terbagi menjadi 3 yaitu:

      a. Frekuensi daya 50 – 60 Hz
      b. Frekuensi pendengaran 50 Hz – 20K Hz
      c. Frekuensi radio di atas 30K Hz

Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan-lempengan besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian-rangkaian Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan).
copy@skemaku.com
Berdasarkan penggunaannya :

a. Transformator daya / tenaga
b. Transformator distribusi
c. Transformator pengukuran; yang terdiri dari trafo arus dan trafo        
    tegangan.

Berdasarkan cara pemasangannya

      a. Indoor transformer, Transformator untuk pemasangan dalam
      b. Outdoor transformer, Transformator untuk pemasangan di luar
      c. Submersible transformer, Transformator untuk pemasangan di bawah permukaan air.

Berdasarkan cara pendinginannya

      a. Transformator dengan pendingin sirkulasi udara
      b. Transformator dengan pendingin minyak.

Berdasarkan jumlah fasanya

      a. Transformator 1 fasa
      b. Transformator 3 fasa

TRANSFORMATOR STEP UP
     Yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
copy@Muhammad Luthfi Aliva

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.

           Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut.
copy@belajar.kemdikbud.go.id
Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerjanyanya adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam.



TRANSFORMATOR STEP DOWN
      Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah (Np > Ns).
copy@kemdukbud.go.id
Pada penggunaannya trafo juga digunakan untuk mengubah impedansi. Untuk trafo frekuensi rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada peralatan elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Trafo jenis ini jika pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah. Pada rangkaian tersebut trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala PLN yang 220 volt menjadi sebesar tegangan yang dibutuhkan peralatan tersebut agar dapat bekerja normal, misalnya 3 volt, 6 volt atau 12 volt dan sebagainya. Trafo step down ini ada 2 jenis, yaitu trafo konvensional (Non Center Tap) dan trafo CT (center tap). 
  
copy@artulag.blogspot.com
  

AUTOTRANSFORMATOR
     
      Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

AUTOTRANSFORMATOR VARIABEL
 
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar