Senin, 27 Februari 2017

Transformator

KONSTRUKSI TRAFO

      Konstruksi trafo 1 fasa dan 3 fasa pada prinsipnya sama, akan tetapi yang membedakan adalah jika trafo triga phasa dibuat satu set, yaitu konstruksi inti kerennya yang berbeda. Konstruksi transformator terdiri dari : 
INTI KEREN (INTI TRAFO)  
     Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau rangkaian garis-garis gaya magnit. Karena fluks yang mengalir di dalam inti trafo fluksi bolak balik untuk diperlukan persyaratan khusus agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti keren (inti trafo) dibuat dari platbaja silicon dengan kadar silicon 4–5 % dengan ketebalan 0,3–0,5 mm. Untuk trafo kecil, penampang keren dipersiapkan dalam bentuk persegi tetapi untuk memenuhi kebutuhan ekonomis untuk trafo yang berskala besar inti trafo dipersiapkan dalam bentuk bulat. Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk inti trafo yang perlu diperhatikan disini adalah cara menyusun plat-plat inti trafo, dalam menyusun plat-plat inti ini harus diusahakan serapat-rapatnya tanpa celah udara.

Untuk trafo-trafo 1 fasa tersedia keren dalam bentuk :
     (1) Bentuk shell (U I): rendemennya rendah
     (2) Bentuk mantel (E I): rendemen mencapai 80-90 %
     (3) Bentuk lingkaran, khusus untuk trafo berdaya rendah terutama untuk slide regulator (variac) dengan
          rendemen tinggi.

Luas penampang inti trafo akan menentukan besar kecilnya daya transformator, jadi semakin besar luas penampang inti suatu trafo akan mempunyai kapasitas semakin besar pula. Beberapa bentuk keren untuk inti trafo dapat dilihat pada gambar berikut:

 1. Kern inti trafo bentuk CI










 2. Kern inti trafo bentuk EI










3. Kern inti trafo berbentuk lingkaran









KOKER (TEMPAT KEDUDUKAN PLAT KEREN) 

      Koker dapat dibuat dari bahan-bahan yang mempunyai daya isolatif yang tinggi, contohnya: pertinak, mika ebonite, fiber, plastic yang keras dan sebagainya. Fungsi dari koker adalah tempat disusunnya plat-plat keren sebagai inti trafo sesuai dengan luas penampang intinya dan juga sebagai tempat lilitan (kumparan trafo) baik primer maupun sekunder dan sebagai terminal daripada ujung-ujung kumparan

ISOLASI 
     Pada umumnya isolasi yang digunakan pada trafo ada beberapa macam, contohnya: isolasi kertas, isolasi minyak, kertas prespan dan porselin. Tujuan dari pengisolasian ini adalah menyekat bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan atau mengisolasi bagian bertegangan yang berlainan fasanya.

KUMPARAN TRAFO 
      Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan, kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/ arus bolak balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus. Kawat lilitan trafo terbuat dari kawat email tembaga, ada yang bulat dan ada yang pipih (pita) tergantung dari pemakaiannya. Ukuran diameter kawat email bervariasi tergantung dari kebutuhan. Contohnya diameter kawat email 0,2, 0,3, 0,7 dan seterusnya.

TERMINAL 
     Terminal adalah tempat penghubung dari sisi primer atau sisi sekunder ke bagian-bagian peralatan listrik yang membutuhkannya. Terminal adalah tempat ujung kawat awal dan akhir dari suatu kumparan trafo, baik preimer maupun sekunder dan ditempatkan pada bagian koker atau bagian rangka luar agar lebih mudah dalam penyambungan.  

Untuk trafo-trafo besar, baik trafo daya maupun trafo tegangan masih ada peralatan lain yang mendukung diantaranya adalah: 

DEHYDRATING BREATHER
     Adalah suatu peralatan pernafasan trafo yang berfungsi untuk menyerap udara lembab yang timbul dalam ruang trafo, sehingga akan mencegah rusaknya minyak (isolasi) trafo.

MINYAK TRAFO 
      Sebagian besar trafo tenaga, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a. kekuatan isolasi tinggi
b. penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
c. viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
d. titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha
e. tidak merusak bahan isolasi padat
f. sifat kimia yang stabil


sumber artikel di ambil dari module produktif teknik instalasi tenaga listrik smkn 1 paringin

JENIS - JENIS TRANSFORMATOR



Berdasarkan frekuensi trafo terbagi menjadi 3 yaitu:

      a. Frekuensi daya 50 – 60 Hz
      b. Frekuensi pendengaran 50 Hz – 20K Hz
      c. Frekuensi radio di atas 30K Hz

Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan-lempengan besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian-rangkaian Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan).
copy@skemaku.com
Berdasarkan penggunaannya :

a. Transformator daya / tenaga
b. Transformator distribusi
c. Transformator pengukuran; yang terdiri dari trafo arus dan trafo        
    tegangan.

Berdasarkan cara pemasangannya

      a. Indoor transformer, Transformator untuk pemasangan dalam
      b. Outdoor transformer, Transformator untuk pemasangan di luar
      c. Submersible transformer, Transformator untuk pemasangan di bawah permukaan air.

Berdasarkan cara pendinginannya

      a. Transformator dengan pendingin sirkulasi udara
      b. Transformator dengan pendingin minyak.

Berdasarkan jumlah fasanya

      a. Transformator 1 fasa
      b. Transformator 3 fasa

TRANSFORMATOR STEP UP
     Yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
copy@Muhammad Luthfi Aliva

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.

           Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut.
copy@belajar.kemdikbud.go.id
Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerjanyanya adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam.



TRANSFORMATOR STEP DOWN
      Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah (Np > Ns).
copy@kemdukbud.go.id
Pada penggunaannya trafo juga digunakan untuk mengubah impedansi. Untuk trafo frekuensi rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada peralatan elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Trafo jenis ini jika pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah. Pada rangkaian tersebut trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala PLN yang 220 volt menjadi sebesar tegangan yang dibutuhkan peralatan tersebut agar dapat bekerja normal, misalnya 3 volt, 6 volt atau 12 volt dan sebagainya. Trafo step down ini ada 2 jenis, yaitu trafo konvensional (Non Center Tap) dan trafo CT (center tap). 
  
copy@artulag.blogspot.com
  

AUTOTRANSFORMATOR
     
      Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

AUTOTRANSFORMATOR VARIABEL
 
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.


Minggu, 26 Februari 2017

tingkah laku siswa saat belajar

      Menjadi guru bukanlah profesi mudah untuk dijalankan. Perlu adanya kesabaran menghadapi mereka ketika melaksanakan pembelajaran di ruang kelas. sebagai seseorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun yang lebih penting adalah mendidik. terkadang ada tingkah laku siswa yang unik, namun kebiasaan unik itulah yang cenderung mengganggu proses mengajar dalam kelas.



Berikut disajikan 5 perilaku menyimpang yang kerap ditunjukkan oleh siswa dalam belajar di sekolah.

1.Sering minta izin meningggalkan kelas

Siswa sering minta permisi meninggalkan kelas. Baik yang belajar dengan guru tentu namun juga untuk semua guru yang mengajar di kelas itu. Ada yang benar-benar meninggalkan kelas karena keperluan penting. 

Namun tidak jarang karena malas belajar atau alasan mengusir rasa ngantuk.

2.Bolos belajar

Bolos artinya meninggalkan kelas atau sekolah tanpa izin ketika jam belajar masih berlangsung. Mampir di kantin atau keluyuran di pasar serta tempat keramaian lainnya.


Mengapa mereka bolos? Karena mereka memang malas belajar. Nah, perilaku ini justru merugikan diri siswa itu sendiri.


3.Sering datang terlambat

Mengapa sering datang terlambat? Mungkin karena malas bangun lebih cepat. Semestinya kalau jarak rumah jauh dengan sekolah, siswa bangun agak lebih pagi. Siswa yang masuk kelas terlambat sering mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lain.


4.Malas mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru memiliki tujuan tertentu. Namun siswa ada yang malas atau tidak sempat mengerjakannya di rumah. Masih mendingan kalau mereka mengerjakannya di sekolah walaupun itu bukan PR namanya.
Demikian 5 perilaku menyimpang yang sering ditunjukkan siswa dalam belajar. Mudah-mudahan menjadi bahan diskusi buat kita semua.

5.Suka mengganggu teman sedang belajar

Mengganggu teman di samping tempat duduk termasuk perilaku menyimpang yang dilakukan siswa. Ini sekaligus akan mengganggu proses belajar keseluruhan. Cara mereka menganggu pun bermacam-macam. 

Ada yang mencolek teman yang lagi asyik belajar, mengajak teman di samping mengobrol, sampai membuat lelucon yang sesungguhnya tidak lucu.